ML Dengan Empat Wanita Dikamar Kontrakkan



Mata Lelaki (18+), Cerita mesum kepergok sedang ML dengan wanita sexy di kamar kontrakan dengan judul “ Saling Berbagi Kebutuhan Biologis Dengan 4 Wanita Sexy ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks, selamat menikmati.
 
Yani, sebut saja demikian, sudah tiga minggu kami saling berbagi kebutuhan biologis. Yani adalah wanita berusia 25 tahun dengan tinggi 160 cm, dan dengan dada yang amat besar 36B ukurannya, kulit putih, dengan wajah mirip wanita bangsawan.

Hubungan kami berawal pada sebuah pesta pertunangan rekan bisnis saya, aku kenalan dengannya dan menjadi akrab dengannya bahkan aku menawarkan untuk pulang bersama karena dia bosan untuk berada disana karena dia telah ditinggal oleh temannya. Yani pun naik ke mobilku, dia tidak keberatan dengan itu, malam itu suhunya terasa amat dingin,

Walaupun AC sudahku matikan tapi masih terasa dingin aku juga tidak mengerti mengapa bisa terjadi seperti itu, akhirnya aku pinjami jasku untuk menutupi tubuhnya yang hanya memakai gaun putih itu. Bagiku Yani malam itu terlihat sexy dengan gaun yang dipakainya, dia memakai gaun putih tanpa lengan, dan bra hitam yang menunjukkan kemolekan tubuhnya. Dan rambut panjangnya yang terawat dibiarkan tergerai dengan bebasnya.

Karena perutku masih terasa lapar, tadi aku cuma makan sedikit karena keasyikan ngobrol dan menikmati tubuhnya yang sexy dan bahenol itu, kuajak dia makan di sebuah restoran tapi dia menolak karena dia dirumah telah masak, jadi aku diminta untuk makan ditempatnya saja, dalam hati, ini cewek baik banget selain dia sexy dan bahenol tapi juga baik hati, setelah aku berpikir lama akhirnya aku setuju.

Singkat cerita kami sampai di rumah kontrakannya dan makanlah aku disana, selesai makan aku membereskannya, lalu dia mengajakku kekamarnya untuk menemaninya malam itu, padahal aku ingin pulang karena jam sudah menunjukkan jam 00.30. Aku mencoba untuk menolak tapi karena dia terus memohon untuk menemaninya, dan akhirnya aku pun mengiyakannya karena aku juga tidak tega kalau dia terlalu memohon kepadaku.

Kamarnya terlihat rapi dan bersih semuanya tertata rapih sekali, ya, maklum kamar cewek. Dia mengontrak untuk berempat dan teman-temanya kebetulan saat itu lagi pada keluar, maklum saat itu adalah malam minggu.

Singkat cerita, dia bercerita padaku bahwa dia baru putus sama pacarnya karena cowoknya kepergok telah berbuat perselingkuhan dibelakang dia. Diapun menangis mengenang masa lalu yang teramat indah bersama sang pacar dan sekarang hanyalah tinggal kemalangan belaka dan aku coba untuk memberanikan diriku untuk memeluknya dan menenangkannya, Yani si sexy tak menolaknya.
 
Setelah agak tenang, kubisikan dia bahwa malam ini kamu kelihatan cantik sekali. Yani tersenyum dan menatapku sangat dalam, lalu aku cium bibirnya yang hangat itu dan dia membalas ciumanku dengan sangat ganasnya, lalu tangannya mulai mencari dimana adik kecikku bersembunyi. Akhirnya dia mendapatkannya dan meremas dengan lembutnya.

Kamipun berciuman dengan sangat ganasnya lalu aku mulai mencium lehernya, Yanipun mendesah,

“Aaahh geli Jon aahh.”

Mendengar itu aku semakin bernafsu, aku pun mulai meremas-remas payudaranya dari luar branya yang montok itu. Yani mendesah lagi,

“Aaahh enak Jon terus Jon terus sstt.”

Dan dia pun menjambak rambutku. Setelah beberapa lama aku meremas payudaranya, dia mendesah dan terus berkicau, dengan permainan yang aku buat itu. Aku pun mulai melucuti gaun yang dia masih pakai, yang tersisa hanya tinggal Branya dan CD beranda merah muda, kemudian branya pun aku lepas, tampaklah jelas gunung kembar yang sangat menantang birahiku dan punting merah-kecoklatan cerah yang sudah mengeras.

Kuremas payudaranya dan kuhisap puntingnya dan kugigit kecil dengan gigiku, Yani hanya memejamkan mata sambil menikmati hisapanku itu. Aku gigit-gigit puntingnya dan dia pun mengerang dan menggelinjang keasikan,

“Jon enak Jon, teruss Jon, hisap terus aahh sstt”

Kemudian aku lanjutkan dengan menciumi perutnya kemudian aku copot CD yang masih melekat pada dirinya. WOw ternyata jembutnya tidak terlalu lembat dan rapi, rambut disekitar bibir kemaluannya bersih. Dan vaginanya tampak kencang dengan clitoris yang cukup besar dan tampak basah.

“Kamu rajin mencukur yaa,” tanyaku, dengan wajah memerah dia mengiyakan, sebab kata teman-temannya demi kesehatan vagina, dan tidak bau.

Kupangku dia dan mulai menciuminya lagi, dan sapuan lidahku mulai menjalar dari payudara kemudian puntingnya, kugigit kecil dengan gigiku, Yani menggelinjang keasikkan dan mendesah-desah merasakan rangsangan kenikmatan,

“Ssstt terus Jon sstt.”

Tangan kananku mulai memainkan clitorisnya yang sudah banjir, kemudian kujilati klitotisnya dengan lidahku perlahan-lahan, desahan dan lenguhan makin sering kudengar. Seirama dengan sapuan lidahku klitorisnya, Yani si sexy semakin terangsang, dia bahkan menjabak rambutku dan menekan kepalaku di klitorisnya,

“Jon, enak.. Banget.. Enak.. Jon, aahh.. Jon terus Jon jilat terus sampai dalam Jon aahh..”

Desahannya dan lenguhannya membuat aku bertambah nafsu untuk melancarkan yang lebih gila dari sebelumnya dan seketika itu juga badannya mulai mengejang dan

“Jon.. Yani.. mau.. Keeluaar aa.. Aaahh” dan terasa sekali derasnya cairan yang mengalir dari vaginanya yang terasa asam-asam pahit tapi nikmat kemudian langsung aku jilat sampai habis dan tak tersisa. Yani kemudian berdiri.

“Sekarang giliranku,” katanya.

Celanaku langsung dilucutinya dan akupun langsung berbaring diatas kasur yang empuk itu. Salah satu tangannya memegang penisku dan yang lain memegang buah zakarku, di mengelusnya dengan lembut.

“Mmmhh enak juga yaa penis kamu,” ceretus dia.
“Aaahh enak Yan” desahku.

Yani si sexy mulai menciumi penisku dan mengelus buah zakarku, dan mengemutnya dan mengocoknya dengan mulutnya yang sangat imut itu. Terasa jutaan arus listrik mengalir ke tubuhku,

“Gila ini cewek pinter sekali sedotan dan kocokannya benar-benar nikmat banget,” dalam batinku. Kupegang kepalanya, kuikuti naik turunnya, sesekali kutekan kepalanya saat turun. Sesaat kemudian dia berhenti.

“Jon penis kamu lumayan besar dan panjang yach, keras lagi, aku semakin terangsang nich.”

Aku hanya tersenyum, lalu kuajak dia main 69, ternyata dia mau. Vaginanya yang banjir itu tepat diwajahku, merah dan kencang, sedang Yani sudah mengocok penisku. Aku semakin bernafsu untuk memainkan vaginanya yang semakin menantang aja, tercium wangi yang khas pada sekitar vaginanya yang sangat aku sukai sekali pada wanita, dan clitorisnya sampai memerah dan kuhisap yang sudah keluar untuk kedua kalinya.

Tiba-tiba aku kaget ketika aku melihat ke arah pintu yang tidak begitu rapat ditutupnya dan aku semakin kaget ketika ternyata teman-temannya sudah melihat semua permainan yang sedang kami lakukan. Salah satu dari dia celetuk,

“Yan main kok tidak ngajak-ngajak sih kita kan juga mau,”

Dan ternyata setelah aku ketahui namanya Yesi (24), tanpa disangka mereka langsung membuka baju dan celana mereka dan seketika itu pula mereka sudah keadaan bugil. Aku semakin kelabakan karena diserang dari berbagai arah.

Aku mulai memasukkan penisku ke vagina Yani, walaupun pertama kali terasa sempit sekali jadi aku agak kesulitan memasukannya dan setelah beberapa lama aku berusaha, akhirnya aku dapat masuk setengah dan Yani si sexy menjerit menahan sakit yang tiada tara.

Tanpa aku duga ternyata ada sedikit darah mengalir di sekitar vaginanya, ternyata dia masih perawan batinku. Yani makin mengejang sambil mendesis seperti ular, sedangkan Yesi yang tidak kalah montok dan juga payuadarannya paling besar dari pada Yani.

Yani pun memainkan puntingnya Devi(24, 38), sedangkan Lisa (25, 36b) memainkan vaginanya Devi. Mereka saling mendesah membuat suasana semakin panas saja. Aku sendiri semakin cepat memainkan penisku, desahan Yani pun semakin kencang saja bersamaan dengan kecepatan goyanganku yang semakin cepat dan Yani semakin menikmati permainanku dan dia pun semakin mengimbangi permainanku.

“Aaahh enak Jon, terus Jon, lebih dalam lagi Jon,” celotehnya aku semakin cepat dan ketika itu juga badan dia mulai mengejang bertanda dia mau orgasme. Tidak berapa lama dia,
“Jon aku ingiin keluar” dan ketika itu juga keluarlah cairan yang ketiga kalinya dengan banyak sekali dan Yani terlihat lemas dan langsung tergeletak disampingku, tapi penisku masih tegak bagaikan mau menantang kenikmatan.

Yesi pun langsung mengambil penisku yang masih tegak itu ke dalam vaginanya ternyata sama sempitnya dengan Yani, aku sedikit kaget karena ada sedikit darah mengalir dari vaginanya dan ternyata Yesi pun masih perawan juga batinku, perlahan kugoyang penisku, maju mundur, dan semakin keras aku mengenjotnya dan jeritanya panjang dan seketika itu juga badannya mulai mengejang yang berarti dia mau orgasme, aku pun semakin mempercepat gerakan penisku dan Yesi pun menjerit panjang,

“Jon.. Aku keeluuar aahh” dan seketika itu pula dia roboh disampingku sedangkan aku masih belum sampai puncaknya.

Aku raih tangannya Devi dan langsung aku mainkan vaginanya dengan lidahku dan terus aku mainkan sampai diapun mendesah dengan keras. Sedangkan Lisa memainkan puyudara Devi yang sudah mengeras. Aku pun mulai memasukkan penisku ke vagina Devi yang ternyata sempit juga tapi untung vaginanya sudah basah jadi tidak terlalu sulit.

Dan ketika baru masuk setengah ada darah yang mengalir pada vaginanya dalam batin ternyata semuanya masih pada perawan dalam batinku, perlahan kugoyang penisku maju mundur membentuk angka 8, rintihan kesakitan berubah menjadi desahan kenikmatan.

Sedangkan Lisa menjilati payudara Devi dengan nafsunya dan sekali-kali Lisa mencium bibirku dengan garangnya, saat aku berada diatas Devi, kujilati payudaranya yang memerah dan Devi tidak bisa menjerit karena bibirnya sudah disumpel dengan mulutnya Lisa yang dari tadi sudah mencium bibirnya Devi dengan garang dan kelihatan sudah bernafsu itu.

Aku mulai menekannya dengan nafsu dan tentunya dan tentunya penisku masih ada didalam vaginanya Devi yang sangat nikmat itu.

“Ooohh nikmat sekali rasanya”, dia menjerit “Ssshh”, seperti ular yang sedang mendekati mangsanya. Dan kupercepat lagi goyanganku dan semakin cepat aku mengocoknya semakin keras dia menjerit kenikmatan dan seketika itu juga,

“Aaahh aku mau keeluuarr Jon, kau juga ingin keluar, kita keluarin bareng aja yaa, aahh”

Crot.. Crot.. Crot hampir bersamaan, begitu nikmatnya permain malam ini dan akupun langsung tertidur lemas karena sudah bermain dengan tiga wanita sekaligus, setelah 3 jam aku tertidur aku merasakan ada yang mengemut penisku dengan lembutnya dan setelah aku membuka mataku ternyata Lisa yang belum mendapatkan jatahnya.

Langsung kucium bibirnya denga bernafsu dan dia langung meminta aku untuk memasukkan penisku ke vaginanya yang ternyata sudah banjir dari tadi. Aku mencoba untuk memainkan vaginanya dan tanpa kuduga ternyata Lisa telah meraih penisku dan langsung membimbingku memasuki vaginanya.

Disaat menyentuh bibir vaginanya dia mengerang kenikmatan dan akupun langsung memasukkannya dan ternyata sudah tidak begitu sempit dibandingkan dengan tiga temannya dan tanpa banyak hambatan aku mulai menggenjot dengan cepat dan terasa sekali ada yang terasa yang berdenyut-denyut di vaginanya yang berarti menandakan dia mau orgasme dan aku semakin mempercepat goyanganku dan seketika itu pula.

“Aaahh Jon, aku mau keeluuaarr sstt”

Keluarlah cairan yang sangat banyak itu dan dia langsung lemas dan ternyata mereka berempat langsung bangun dan langsung memburu aku dengan sangat garangnya, dan saat itu jam 05.30 pagi, kami berlima mandi bareng dan disaat mandipun kami masih sempat bermain walaupun hanya sebentar karena waktunya sudah tidak memungkinkan untuk bermain lama.

“Makasih yaa Jon, kamu memang hebat walaupun tubuh kamu tidak gemuk(kurus), tapi stamina kamu kuat sekali, aku jadi ingin sekali mengulangnya.”

Tapi aku harus berangkat kerja, setelah kejadian itu aku masih sering bermain dengan mereka kadang aku bermain hanya berdua, kadang berempat, kadang bertiga, kadang juga langsung berlima..

Tapi hampir sudah sebulan ini, aku tidak tahu kemana mereka dan tidak pernah ketemu lagi bahkan saat aku ke kontrakannya ternyata dia sudah pindah entah kemana dan aku hubungin lewat HP tak pernah aktif, aku merindukan saat itu. END

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.